Senin, 05 April 2021

Cintaku Nyangkut di Angkot

 

Cintaku Nyangkut di Angkot

Oleh Indah Sari

Pertama kali aku melihatnya, 16 juli 2012 saat hari pertama masuk sekolah. Sejak pertama kali aku merasakan getar-getar asmara, entah kenapa aku tak menyangka akan menjatuhkan hati padanya. Bisa dibilang pandangan pertama itu tak pernah ada namun sungguh aku mengalaminya. Oh iya , namaku Karina sekarang aku sedang menempuh studi di salah satu Universitas  di Semarang. Itu adalah kisah cintaku sewaktu SMA, kita lanjutkan ceritanya ya!

Pada waktu SMA aku selalu pulang pergi naik angkot, karena memang belum punya SIM kan, jadi tidak sengaja aku bertemu dengan dia juga di angkot. Kebetulan waktu itu satu angkot, awalnya aku hanya diam-diam memperhatikannya. Ternyata setelah beberapa waktu kami sering naik angkot yang sama dan yang lebih membuatku senang, yaitu aku mengetahui namanya. Namanya Sam, dia kakak kelasku di SMA dia adalah tipe orang yang cuek, dan pendiam namun entah kenapa orang yang secuek itu bisa meluluhkan hatiku secepat itu, entahlah aku pun juga masih bertanya-tanya sampai sekarang. Berbanding terbalik dengan aku yang selalu rame, dan ramah kepada setiap orang.

Mungkin itu sudah digariskan oleh Tuhan, karena memang tidak ada yang tahu mengenai rahasiaNya. Dari hari ke hari aku semakin terjerat cintanya namun aku hanya sebatas bisa memandangnya. Suatu hari sebelum Ujian Tengah Semester aku bermimpi bahwa Kak Sam datang menghampiriku dan menggandeng tanganku, aku tidak tahu maksud dari mimpiku itu dan aku hanya menganggapnya sebagai bunga tidur saja. Namun yang membuatku sangat terkejut yaitu pada saat Ujian Tengah Semester Kak Sam duduk tepat di sebelahku, sungguh tak kusangka. Aku hanya bisa terdiam tanpa bisa berkata sepatah katapun kepada Kak Sam. Memang di sekolahku selalu memasangkan adik kelas dan kakak kelas pada saat ujian seperti itu.

Bagaikan mimpi yang menjadi nyata, Marta salah seorang sahabatku bisa merasakan apa yang aku rasakan dan turut berbahagia untukku, namun sayang aku tak mampu menyapa Kak Sam dihari pertama, mungkin karena aku terlalu terkejut atau aku terlalu senang, entahlah?

Dihari kedua lumayan ada sedikit kemajuan, kak Sam mengajakkku bicara walau hanya sepatah atau dua patah kata namun itu tetap saja kemajuan hahahha. Hari berganti hari kami semakin dekat saja, hingga tak terasa waktu Ujian Tengah Semester sudah berakhir. Namun aku sungguh belum mau berpisah lagi dengan Kak Sam, karena kami baru saja mulai dekat. Aku sungguh sangat sedih, meski aku masih bisa melihatnya namun itu sama sekali berbeda.

Beberapa hari setelah Ujian Tengah Semester aku dikejutkan dengan pesan singkat yang masuk dengan nomor baru, “ Karina? Ini aku Sam” isi pesan singkat itu. Sontak aku terkejut sekaligus bahagia, dan dengan segera aku membalas “ iya, kak! Ada apa?” balasku. Lalu kami saling berbalasan pesan singkat. Mungkin itu memang sudah jalanku untuk bertemu dengan Kak Sam. Semenjak saat itu aku dan Kak Sam sering berkirim pesan singkat dan membuat kami semakin dekat.

Bahkan kami sering janjian untuk berangkat dan pulang bersama “ kamu sudah pulang? Aku tunggu ditempat biasa ya!” pesan dari kak Sam. “ Iya kak, aku lagi jalan kok ditunggu aja ya!” balasku. Sehingga kami bisa pulang bareng deh. Meski begitu kami selalu menjaga jarak saat diangkot, bahkan tidak saling bicara melainkan berkirim pesan singkat karena kami tidak enak dengan teman-teman yang lain. Hal itu berlangsung beberapa bulan dan tetap seperti itu meski kami sudah jadian.

Ngomong-ngomong soal jadian kejadiannya tidak disangka-sangka, pada waktu Ujian Akhir Semester ternyata aku juga masih berpasangan dengan Kak Sam. Namun yang berbeda teman-teman sekelasku sudah pada mencurigai ada sesuatu di antara kami begitu juga dengan teman-teman sekelas Kak Sam. Kami tetap bersikap seperti biasa hingga salah satu guru pengawas waktu itu Pak Dwi menggodaku dengan kata-katanya. “Karina mengapa pipimu merah sekali, apa gara-gara kamu grogi?” ujar Pak Dwi. Aku hanya bisa tersenyum, begitu pula dengan Kak Sam dia juga hanya tersenyum. “Ya jelas grogi pak!” ujar salah satu temanku.

Aku tidak menyangka bahwa teman-temanku dan juga Pak Dwi bisa mengetahui hal itu, hingga membuatku sangat malu. Dengan kompak teman-temanku berkata “Ehem, cie-cie”. Aduh semakin malu aku dibuatnya. Dan pada waktu yang tidak disangka-sangka itu kak Sam berbisik ditelingaku dan berkata bahwa dia menyukaiku, aku sangat terkejut dan hanya terdiam sambil tersenyum. Aku mencoba kembali fokus untuk mengerjakan soal-soal ujian itu namun tetap saja konsentrasiku buyar oleh kata-kata kak Sam itu.

Selesai ujian kami pulang bersama seperti biasanya hanya saja aku sedikit canggung dan tidak tahu harus berbuat apa, begitu pula dengan Kak Sam. Sesungguhnya aku sangat senang dan bahagia karena ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan, yang terjadi justru aku malah bingung harus menjawab apa?

Barulah keesokan harinya aku menjawab pernyataan Kak Sam itu, dan aku memutuskan untuk menerimanya sebagai pacarku. Sungguh aneh bukan kisah cintaku ini, setelah jadian kami juga sering pulang dan berangkat bareng layaknya pasangan pada umumnya. Dan berita kami jadianpun sudah menyebar dan memang tak dapat lagi kami tutup-tutupi, Pak Dwi pun turut memberikan selamat. Karena pertemuan pertama kami diangkot maka aku menyebutnya cinta yang nyangkut diangkot, angkot memberikan kenangan  tersendiri bagiku.

Hubunganku dengan Kak Sam sudah berlangsung kurang lebih satu tahun dan tidak ada halangan yang berarti dalam hubungan kami. Menjelang beberapa hari kami putus aku juga bermimpi bahwa Kak Sam melepaskan tanganku dan mengucapkan selamat tinggal padaku, awalnya sama seperti kejadian itu aku menganggapnya sebagai bunga tidur belaka, namun memang sudah ditakdirkan seperti itu bahwa aku memang harus berpisah dengan Kak Sam.Semenjak Kak Sam lulus dan karena kami memang jarang ketemu akhirnya menimbulkan suatu permasalahan, yaitu jarak. Kak Sam kuliah sedangkan aku masih sekolah di SMA, aku di sini dia di sana. Memang tidak mudah menjalin hubungan jarak jauh itu.

Dan akhirnya kami memutuskan untuk berpisah  setelah aku lulus SMA, sekarang Kak Sam kuliah di Malang dan Aku di Semarang. Begitulah ternyata semua mimpiku adalah pertanda bagiku, membawa bahagia dan luka. Kata-kata terakhir dari Kak Sam untukku  “ Aku masih mencintaimu, namun alangkah bahagianya hatiku jika kau selalu dekat denganku, jangan ada rasa sesal dihati karena memang harus begini, tak mungkin kita menjalin hubungan dengan jarak yang terbentang begitu jauhnya. Aku tak ingin kau terluka karena kita tak saling jumpa.”  Itu adalah kata-kata yang selalu terngiang ditelingaku, dan memang semenjak  Kak Sam kuliah di Surabaya hingga sekarang dia belum pernah kembali kesini.  Dan memang menetap di sana bersama keluarganya. Meski begitu kenangan bersamanya sungguh berarti, dan akan terkenang dalam hati. Alhamdulillahnya sampai sekarang kami tetap komunikasi dengan baik dan tetap bersilaturrahmi meski kini kami telah memiliki pasangan masing-masing.

ANGKOT  sebagai Filosofi cintaku dan Kak Sam

Semarang, 18 Juni 2016

BIODATA PENULIS

 

Description: G:\ \Photos\IMG_20160117_121132.jpg           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penulis bernama Indah Sari, ia lahir di Demak pada 18 Maret 1997. Sekarang ia sedang menempuh studi di Universitas Negeri Semarang, Fakultas Bahasa dan Seni, jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, prodi PBSI. Karya yang sudah diterbitkan yaitu puisi “ Kembalikan Senyummu” pada kumpulan puisi Senyumammu dan Cerpen “ Bahagia itu Sederhana” dalam antologi cerpen Indahnya Berbagi. Alamat Fbnya : Indah Sari, alamat emailnya : indahsaripbsi@gmail.com, No.HP : 085742309672.