Cintaku Nyangkut di Angkot
Oleh
Indah Sari
Pertama
kali aku melihatnya,
16 juli 2012 saat hari pertama masuk sekolah. Sejak pertama kali aku merasakan getar-getar asmara,
entah kenapa aku tak menyangka akan menjatuhkan hati padanya. Bisa dibilang pandangan pertama itu
tak pernah ada namun sungguh aku mengalaminya. Oh iya , namaku Karina sekarang
aku sedang menempuh studi di salah
satu Universitas
di Semarang. Itu adalah kisah cintaku
sewaktu SMA, kita lanjutkan ceritanya ya!
Pada
waktu SMA aku selalu pulang pergi naik angkot, karena memang belum punya SIM
kan, jadi tidak sengaja aku bertemu dengan dia juga di angkot. Kebetulan waktu
itu satu angkot, awalnya aku hanya diam-diam memperhatikannya. Ternyata setelah
beberapa waktu kami sering naik angkot yang sama dan yang lebih membuatku
senang, yaitu aku mengetahui namanya. Namanya Sam, dia kakak kelasku di SMA dia
adalah tipe orang yang cuek, dan pendiam namun entah kenapa orang yang secuek
itu bisa meluluhkan hatiku secepat itu, entahlah aku pun juga masih
bertanya-tanya sampai sekarang. Berbanding terbalik dengan aku yang selalu
rame, dan ramah kepada setiap orang.
Mungkin
itu sudah digariskan oleh Tuhan, karena memang tidak ada yang tahu mengenai
rahasiaNya. Dari hari ke hari aku semakin terjerat cintanya namun aku hanya
sebatas bisa memandangnya. Suatu hari sebelum Ujian Tengah Semester aku
bermimpi bahwa Kak
Sam datang menghampiriku dan menggandeng tanganku, aku tidak tahu maksud dari
mimpiku itu dan aku hanya menganggapnya
sebagai bunga tidur saja. Namun yang membuatku sangat terkejut yaitu pada saat
Ujian Tengah Semester Kak
Sam duduk tepat di sebelahku, sungguh tak kusangka. Aku hanya bisa terdiam
tanpa bisa berkata sepatah katapun kepada Kak Sam. Memang di sekolahku selalu
memasangkan adik kelas dan kakak kelas pada saat ujian seperti itu.
Bagaikan
mimpi yang menjadi nyata, Marta salah seorang sahabatku bisa merasakan apa yang
aku rasakan dan turut berbahagia untukku, namun sayang aku tak mampu menyapa Kak Sam dihari pertama, mungkin
karena aku terlalu terkejut atau aku terlalu senang, entahlah?
Dihari
kedua lumayan ada sedikit kemajuan, kak Sam mengajakkku bicara walau hanya
sepatah atau dua patah kata namun itu tetap saja kemajuan hahahha. Hari
berganti hari kami semakin dekat saja, hingga tak terasa waktu Ujian Tengah
Semester sudah berakhir. Namun aku sungguh belum mau berpisah lagi dengan Kak Sam, karena kami baru saja mulai
dekat. Aku sungguh sangat sedih, meski aku masih bisa melihatnya namun itu sama
sekali berbeda.
Beberapa
hari setelah Ujian Tengah Semester aku dikejutkan dengan pesan singkat yang
masuk dengan nomor baru, “ Karina? Ini aku Sam” isi pesan singkat itu. Sontak
aku terkejut sekaligus bahagia, dan dengan segera aku membalas “ iya, kak! Ada
apa?” balasku. Lalu kami saling berbalasan pesan singkat. Mungkin itu memang
sudah jalanku untuk bertemu dengan Kak
Sam. Semenjak saat itu aku dan Kak
Sam sering berkirim pesan singkat dan membuat kami semakin dekat.
Bahkan
kami sering janjian untuk berangkat dan pulang bersama “ kamu sudah pulang? Aku
tunggu ditempat biasa ya!” pesan dari kak Sam. “ Iya kak, aku lagi jalan kok
ditunggu aja ya!” balasku. Sehingga kami bisa pulang bareng deh. Meski begitu
kami selalu menjaga jarak saat diangkot, bahkan tidak saling bicara melainkan
berkirim pesan singkat karena kami tidak enak dengan teman-teman yang lain. Hal
itu berlangsung beberapa bulan dan tetap seperti itu meski kami sudah jadian.
Ngomong-ngomong
soal jadian kejadiannya tidak disangka-sangka, pada waktu Ujian Akhir Semester
ternyata aku juga masih berpasangan dengan Kak Sam. Namun yang berbeda
teman-teman sekelasku sudah pada mencurigai ada sesuatu di antara kami begitu juga
dengan teman-teman sekelas Kak Sam. Kami tetap bersikap seperti biasa hingga
salah satu guru pengawas waktu itu Pak
Dwi menggodaku dengan kata-katanya. “Karina mengapa pipimu merah sekali, apa
gara-gara kamu grogi?” ujar Pak
Dwi. Aku hanya bisa tersenyum, begitu pula dengan Kak Sam dia juga hanya tersenyum. “Ya
jelas grogi pak!” ujar salah satu temanku.
Aku
tidak menyangka bahwa teman-temanku dan juga Pak Dwi bisa mengetahui hal itu,
hingga membuatku sangat malu. Dengan kompak teman-temanku berkata “Ehem,
cie-cie”. Aduh semakin malu aku dibuatnya. Dan pada waktu yang tidak
disangka-sangka itu kak Sam berbisik ditelingaku dan berkata bahwa dia
menyukaiku, aku sangat terkejut dan hanya terdiam sambil tersenyum. Aku mencoba
kembali fokus untuk mengerjakan soal-soal ujian itu namun tetap saja
konsentrasiku buyar oleh kata-kata kak Sam itu.
Selesai
ujian kami pulang bersama seperti biasanya hanya saja aku sedikit canggung dan
tidak tahu harus berbuat apa, begitu pula dengan Kak Sam. Sesungguhnya aku
sangat senang dan bahagia karena ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah
tangan, yang terjadi justru aku malah bingung harus menjawab apa?
Barulah
keesokan harinya aku menjawab pernyataan Kak Sam itu, dan aku memutuskan untuk
menerimanya sebagai pacarku. Sungguh aneh bukan kisah cintaku ini, setelah
jadian kami juga sering pulang dan berangkat bareng layaknya pasangan pada
umumnya. Dan berita kami jadianpun sudah menyebar dan memang tak dapat lagi
kami tutup-tutupi, Pak
Dwi pun turut memberikan selamat. Karena pertemuan pertama kami diangkot maka
aku menyebutnya cinta yang nyangkut diangkot, angkot memberikan kenangan tersendiri bagiku.
Hubunganku
dengan Kak
Sam sudah berlangsung kurang lebih satu tahun dan tidak ada halangan yang
berarti dalam hubungan kami. Menjelang beberapa hari kami putus aku juga
bermimpi bahwa Kak
Sam melepaskan tanganku dan mengucapkan selamat tinggal padaku, awalnya sama
seperti kejadian itu aku menganggapnya sebagai bunga tidur belaka, namun memang
sudah ditakdirkan seperti itu bahwa aku memang harus berpisah dengan Kak Sam.Semenjak Kak Sam lulus dan karena kami memang
jarang ketemu akhirnya menimbulkan suatu permasalahan, yaitu jarak. Kak Sam
kuliah sedangkan aku masih sekolah di SMA, aku di sini dia di sana. Memang
tidak mudah menjalin hubungan jarak jauh itu.
Dan
akhirnya kami memutuskan untuk berpisah
setelah aku lulus SMA, sekarang Kak Sam kuliah di Malang dan Aku di Semarang.
Begitulah ternyata semua mimpiku adalah pertanda bagiku, membawa bahagia dan
luka. Kata-kata terakhir dari Kak
Sam untukku “ Aku masih mencintaimu,
namun alangkah bahagianya hatiku jika kau selalu dekat denganku, jangan ada rasa
sesal dihati karena memang harus begini, tak mungkin kita menjalin hubungan
dengan jarak yang terbentang begitu jauhnya. Aku tak ingin kau terluka karena
kita tak saling jumpa.” Itu adalah
kata-kata yang selalu terngiang ditelingaku, dan memang semenjak Kak
Sam kuliah di Surabaya hingga sekarang dia belum pernah kembali kesini. Dan memang menetap di sana bersama
keluarganya. Meski begitu kenangan bersamanya sungguh berarti, dan akan
terkenang dalam hati. Alhamdulillahnya sampai sekarang kami tetap komunikasi
dengan baik dan tetap bersilaturrahmi meski kini kami telah memiliki pasangan
masing-masing.
ANGKOT sebagai Filosofi cintaku dan Kak Sam
Semarang, 18 Juni 2016
BIODATA PENULIS
Penulis
bernama Indah Sari, ia lahir di Demak pada 18 Maret 1997. Sekarang ia sedang
menempuh studi di Universitas Negeri Semarang, Fakultas Bahasa dan Seni,
jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, prodi PBSI. Karya yang sudah diterbitkan
yaitu puisi “ Kembalikan Senyummu” pada kumpulan puisi Senyumammu dan Cerpen “
Bahagia itu Sederhana” dalam antologi cerpen Indahnya Berbagi. Alamat Fbnya :
Indah Sari, alamat emailnya : indahsaripbsi@gmail.com,
No.HP : 085742309672.